gololngan darah
Bab I
PENDAHULUAN
1.Latar belakang masalah
Golongan darah adalah termasuk dari faktor Genetika atau membawa sifat, contoh seorang bergolongan darah A pasti diturukan oleh pasangan yang bergolongan darah A-A,A-O,A-AB tidak mungkin diturunkan oleh pasangan yang bergolongan O-O,B-B karena golongan darah adalah faktor penurunan sifat. Untuk faktor genetika inilah beberapa ahli perna meneliti sifat dari seseorang berdasarkan golongan darahnya dan juga pernah diteliti perkembangan otak serta intelegensinya karena para ilmuwan percaya bahwa karakter seseorang juga merupakan faktor yang terpengaruh dari genetika sehingga orang yang memiliki golongan darah A memiliki sifat yang berbeda dengan orang bergolongan darah O.
Negara Jepang memiliki cara yang bisa dibilang sangat unik untuk menebak karakter atau sifat seseorang yaitu melalui golongan darah. Mereka berpendapat bahwa kandungan protein yang terdapat dalam setiap golongan darah berfungsi membangun sel-sel tubuh yang turut memengaruhi kondisi psikologis seseorang.
Sebuah golongan darah (juga disebut golongan darah) adalah klasifikasi darah berdasarkan ada atau tidaknya warisan antigen zat pada permukaan sel darah merah (sel darah merah). Antigen ini mungkin protein , karbohidrat , glikoprotein , atau glikolipid , tergantung pada sistem golongan darah. Beberapa antigen yang juga hadir pada permukaan jenis lain sel dari berbagai jaringan . Beberapa antigen permukaan sel darah merah dapat berasal dari satu alel (atau sangat terkait erat gen ) dan secara kolektif membentuk sistem kelompok darah.jenis darah diwariskan dan merupakan kontribusi dari kedua orang tuanya. Sebanyak 30 sistem kelompok darah manusia sekarang diakui oleh Masyarakat Internasional Transfusi Darah (ISBT).
Bab II
PEMBAHASAN
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
- Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
- Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
- Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
- Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.
Rhesus
Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan
Karakter secara umum
Golongan Darah A: Orang yang memiliki Golongan darah A memiliki karakter diantaranya —-> terorganisir, konsisten, memiliki jiwa kerja sama yang tinggi , sering cemas karena perfeksionis, yang kadang membuat orang menjadi kesal. Orang golongan darah A juga memiliki rasa iba serta kasih sayang yang tinggi serta kebanyakan dari mereka sangat setia pada paasangannya.
Golongan darah B:Orang yang memiliki golongan darah B cenderung memiliki sifat dan karakter ——> santai, easy going, berjiwa bebas dan paling menikmati hidup,menerima apa adanya yang terjadi pada dirinya,memiliki imajenasi yang kuat. kalau dilihat dari cirinya orang bergolongan darah B paling cocok jadi seniman
Golongan darah O: Orang yang memiliki golongan darah O memiliki karakter ——->berjiwa besar, supel, tidak mau mengalah, tidak memerhatikan detail.
AB: unik, nyeleneh, banyak akal, berkepribadian ganda. jadi kadang-kadang egonya diatas segalanya Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi
yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
•Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A
di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
•Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel
darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
•Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen
A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
•Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O- negatif. (Anonim. 2010)
Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor.
Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.
Kemudian Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih kolega dari Landsteiner menemukan golongan darah AB pada tahun 1901. Pada golongan darah AB, kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah sedangkan pada serum tidak ditemukan antibodi.
Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang berbeda-beda. (Anonim. 2009)
Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh (D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat mempengaruhi janin pada saat kehamilan. (Anonim. 2010)
Golongan darah dikelompokkan menjadi 4, yaitu; A, B, O, dan AB. Penetapan penggolongan darah didasarkan pada ada tidaknya antigen sel darah merah A dan B. Individu-individu dengan golongan darah A mempunyai antigen A yang terdapat pada sel darah merah, individu dengan golongan darah B mempunyai antigen B, dan individu dengan golongan darah O tidak mempunyai kedua antigen tersebut. Berikut adalah tabel hubungan golongan darah dan antigennya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
· Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah.
· Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
· Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+.
· Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.
· Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor.
Daftar Pustaka
~ Anonim. 2009. Golongan Darah. http://stianie.wordpress.com/2009/12/10/
golongan-darah/ Diakses 5 Mei 2010
~ Anonim. 2010. Golongan Darah. http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah
Diakses 6 Mei 2010
~ Mayhoneys. 2008. Sistem Golongan Darah ABO dan Rhesus. http://www.ittelkom
.ac.id/library/index.php?
view=article&catid=20%3Ainformatika&id=170%3Asistem-golongan-
darah-abo-dan-rhesus&option=com_content&Itemid =15 Diakses 6 Mei
2010
~Wijaya, Gede. Eka. 2009 Golongan Darah. http://ekajayaartikel.blogspot.com /
2009/10/ golongan-darah.html Diakses 6 Mei 2010
Komentar
Posting Komentar